Setiap tahunnya situs perjalanan TripAdvisor mengeluarkan daftar tempat wisata terbaik di dunia, regional, maupun tiap negara. Daftar terbaik tersebut berdasarkan ulasan para pengguna TripAdvisor. Tahun ini, Bali memenangkan predikat World's Best Destination 2017 TripAdvisor Bali menyumbang hampir 47 Triliun kepada negara namun semua kemegahan diatas tidak dapat menjamin bahwa Bali mampu mandiri. Tercatat hampir semua energi di pulau dengan jumlah penduduk sekitar 4.2 juta ini ternyata masih menggantungkan pasokan energinya dari luar Bali. Karena itu, Bali harus mulai menggunakan sumber energi terbarukan yang melimpah, seperti mikrohidro dan panas matahari.

Dari segi ketersediaan energi bali tergolong masih baik. Energi listrik, gas, maupun bahan bakar di pulau ini hampir selalu tersedia meskipun Bali tidak memiliki sumber energi tersebut sama sekali. Jika dibandingkan Bali dengan pulau lain seperti Kalimantan. Kebutuhan listrik di Bali diperkirakan mencapai sekitar 735 megawatt (MW) pada saat beban puncak. Adapun sumber energi listriknya diperoleh dari pembangkit listrik di Gilimanuk sebesar 130 MW, Pemaron 90 MW, dan Pesanggaran 321 MW. Ada pula pasokan listrik dari Jawa melalui kabel bawah laut sebesar 320 MW.

 

undefined

http://www.dikutabali.com/wp-content/uploads/2016/06/Jalan-Jalan-Malam-Di-Kuta-Bali.jpg

 

Meskipun demikian, sumber energi pembangkit listrik itu tetap berasal dari luar Bali, seperti batubara dan bahan bakar minyak. Padahal, kondisi itu membuat Bali tergantung pasokan dari luar pulau.

Upaya lain untuk membangun pembangkit listrik terbarukan pun tak berhasil. Di antaranya adalah rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Bedugul, Tabanan yang ditolak dengan alasan mengancam kawasan suci umat Hindu Bali. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya seperti di Kubu, Karangasem, Kayubihi Bangli maupun pembangkit listrik tenaga angin di Nusa Penida, Klungkung pun tidak berjalan dengan baik.

 

 undefined

 

 http://photo.kontan.co.id/photo/2013/02/26/1800870415p.jpg

 

Dari perspektif energi terbarukan, kondisi itu tidak bagus. Bali pun tidak serius dengan upaya mewujudkan kemandirian energi, sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan di pulau ini. Pemanasan global ahir-ahir ini setidaknya mampu menjadi acuan mengapa energi terbarukan perlu disegerakan energi panas matahari perlu segera di manfaatkan. Bali yang berada di daerah beriklim tropis, setidaknya matahari bersinar 3-5 jam per hari cukup untuk menghasilkan listrik dari energi surya setidaknya mampu menghasilkan 600-800 watt per meter persegi dari pamel surya setiap harinya Saat ini, kebutuhan listrik di Bali pada beban puncak mencapai 734,8 MW. Dengan total luas pulau 5.780 km persegi, Bali hanya perlu 1 persen luas pulaunya untuk tempat pembangkit listrik tenaga surya atau 57,8 km persegi. Tak sampai setengah dari Kabupaten Bangli. Jika itu tercapai maka dapat dipastikan Bali akan mandiri dalam energi listrik untuk mencukupi seluruh persediaannya.

            Gerakan sadar energi bisa dimulai dari skup terkecil, dari rumah kita, pemasangan panel surya di rumah tidak terlalu sulit sudah ada sistem Grid Tied Inverter, di mana daya dari panel surya bisa digandengkan dengan jaringan PLN. Pemasang panel surya pun tidak lagi memerlukan aki atau baterei kecuali jika ingin terus menggunakan siang malam dengan tenaga surya penuh. Jika semua elemen sadar akan pentingnya sumber energi terbarukan dan mau bahu membahu saling bekerja satu sama lain maka bali mandiri energi bukan hanya mimpi saja namun semua itu sangat mungkin terjadi di Bali. Bali akan menjadi percontohan pariwisata dunia Bali mampu menghidupi kebutuhan energi pariwisatanya dengan energi yang ramah lingkungan dan terbarukan