Bagaimana sih pandangan kalian jika mendengar kata sampah? Sampahnya dari plastik pula? Apakah kalian akan menyayanginya karena banyak manfaat? Atau malah membencinya karena mereka merusak dunia? Biar tau lebih jelasnya, yuk simak di bawah ini. Tapi sebelumnya, tulisan ini adalah pendapat pribadi saya. Jika kalian memiliki pendapat lain, saya akan menghargai dan mengormatinya, dan alangkah lebih baik lagi jika dituangkan dalam karya-karya yang mampu membangkitkan semangat seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga serta melestarikan lingkungan agar dunia terselamatkan. Sekian dulu sambutannya ya, sekarang mari kita mulai bahas satu per satu.

Dewasa ini, seluruh belahan dunia sedang dihadapkan dengan salah satu permasalahan yang cukup kompleks yakni sampah plastik. Tidak terkecuali negara kita, Indonesia yang kita cintai ini. Indonesia saat ini adalah negara yang juga ikut andil dalam berperang melawan sampah plastik. Did you know? Dilansir dari Tirto.id, berdasarkan studi yang dirilis oleh McKinsey and Co. dan Ocean Conservancy, Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar nomor dua di dunia setelah Cina. Bahkan, Indonesia juga masuk dalam deretan negara yang menjadi pencemar sampah plastik ke lautan terbesar kedua setelah Cina. Sebanyak 87 persen dari 3,8 juta ton sampah plastik yang dibuang setiap tahun mendarat di laut. Artinya, setiap penduduk pesisir Indonesia bertanggungjawab atas 17,2 kilogram sampah plastik yang mengapung dan meracuni satwa laut. Hal tersebut menjadikan Indonesia masuk dalam kategori negara darurat sampah plastik. Padahal Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia lho, sangat disayangkan bukan?

undefined

Sumber Gambar

Selain sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki prospek tinggi dalam sektor pariwisata. Mengapa demikian? Karena di Indonesia sektor pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa negara tertinggi setelah sektor minyak dan gas bumi (migas) serta sektor minyak kelapa sawit. Salah satu daerah yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Provinsi Bali. Memang apa saja yang ada di Bali sehingga sering dikunjungi oleh wisatawan? Bali menyajikan berbagai hal yang dapat menenangkan jiwa dan menyejukkan hati mulai dari pantai yang indah, gunung yang megah, serta budaya dan tradisi yang diwariskan hingga kini. Kabupaten Badung menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit pilihan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bali. Namun, bagaimana ya jadinya jika keindahan alam yang kita jadikan objek pariwisata tiba-tiba rusak ketika hadir pengunjung yang lain, yaitu sampah plastik? Apakah jumlah wisatawan yang berkunjung akan berkurang? Dan apakah berdampak buruk kedepannya?

 undefined

 Sumber Gambar

Beberapa waktu lalu, beredar sebuah foto di salah satu social media yang memperlihatkan kondisi pantai di Badung. Foto tersebut diambil oleh wisatawan mancanegara yang sempat tinggal di Bali selama 4 pekan. Dia sedang mengunjungi sebuah pantai di Badung dan mendapati pantai tersebut penuh dengan sampah yang berserakan serta didominasi oleh sampah plastik. Mirisnya lagi, ketika wisatawan tersebut dihubungi oleh salah satu media informasi mengenai foto postingannya, ia mengatakan bahwa sebagian orang tidak peduli terhadap banyaknya sampah, mereka hanya berjalan melewatinya. Wisatawan tersebut juga menyampaikan bahwa melalui foto itu, ia berpesan dan berharap agar fotonya yang viral ini bisa 'menyadarkan' lebih banyak orang untuk peduli soal sampah di Bali. Caranya dapat dimulai dari hal kecil, yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan dan ikut mengumpulkan sampah yang berserakan.

Di lain tempat, juga ada pihak yang menyampaikan bahwa sampah tersebut merupakan dampak dari fenomena alam tahunan, yaitu angin monsoon barat yang bertiup dari barat laut Samudera Hindia. Padahal, sampah bukan merupakan fenomena alam yang dapat menyebabkan timbulnya pencemaran. Namun nyatanya, sampah yang berserakan tersebut merupakan dampak dari kelakuan manusia itu sendiri, oknum tidak bertanggungjawab yang membuang sampah dengan seenaknya, khususnya sampah plastik. Kalau sampah lainnya yang bersifat organik sih masih bisa dikondisikan bagaimana baiknya. Tapi kalau sampah plastik? Tidak bisa semudah itu mengkondisikannya. Jadi, apakah kita masih harus menyalahkan sampah plastik sebagai pelaku atas kejadian tersebut? Atau menyalahkan alam? Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sampah plastik atau menyalahkan alam, karena sampah plastik tidak akan bertebaran dimana-mana jika mindset manusianya sudah benar, dan alam pun tidak akan dengan sengaja menebar sampah plastik ke seluruh belahan dunia jika manusianya tidak menebar sampah sembarangan.

Jika sudah seperti itu, manusia pasti beranggapan bahwa dunia akan lebih baik tanpa adanya plastik. Benar tidak? Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Walaupun permasalahan sampah plastik saat ini menjadi topik hangat pembicaraan dunia, namun sebenarnya plastik juga tercipta untuk membantu kehidupan di dunia ini dan juga menyelamatkan ekosistem alam dari kepunahan. Wah, kok bisa? Tidak dipungkiri lagi, saat ini plastik sudah menjadi bahan yang paling murah dan serbaguna. Segala macam keperluan seperti pembungkus makanan, perabot rumah tangga, hingga industri besar pun menggunakan bahan dasar plastik. Kebayang gak gimana jadinya nanti kalau seandainya di dunia ini tidak ada plastik? Salah satunya mungkin saja kita sudah tidak bisa melihat gajah karena gadingnya dipakai untuk membuat sisir yang kita gunakan sehari-hari. Itu saja baru sisir, bagaimana dengan peralatan lainnya?

Sampah plastik yang berserakan dan bertebaran dimana-mana memang menjadi pekerjaan rumah serius dan harus ditangani segera oleh seluruh warga dunia. Sebab, jika sampah tersebut dibiarkan begitu saja sudah tentu akan berdampak buruk kedepannya. Selain lambat laun akan menghancurkan dunia, sampah plastik itu juga akan mengganggu dan mengancam kesehatan manusia. Sampah plastik diperkirakan membutuhkan waktu 1 hingga 5 abad sampai dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Diperkirakan ada sekitar 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Artinya, ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Waduh, banyak banget ya? Bayangkan saja berapa banyak sampah yang akan memenuhi bumi kita ini dalam 10 tahun ke depan bila tidak dikelola dengan benar.

 undefined

Sumber Gambar

Memang seberapa sih manfaat plastik itu buat kita? Sampai harus kita kelola dengan baik? Jika kalian mengamati lingkungan sekitar dengan baik, pandangan kalian pasti tidak akan pernah terlewatkan dari penampakan plastik, baik yang masih digunakan ataupun yang sudah menjadi limbah. Itu menandakan plastik masih menjadi primadona masyarakat untuk membantu kehidupannya. Plastik itu termasuk material yang paling serbaguna. Selain harga yang jauh lebih murah, bobot plastik yang ringan membuat industri besar dan segala jenis pabrikan menjadi makin maju. Contohnya industri otomotif. Lebih dari 70% komponen otomotif terbuat dari plastik dan membuat berat kendaraan akan lebih ringan hingga menekan angka konsumsi bahan dasar dan bahan bakar dari kendaraan. Jika sudah begitu, kita tentu akan memperoleh barang dengan harga yang relatif murah pula.

undefined

Sumber Gambar

Jangankan industri otomotif, dunia kedokteran juga ada memakai plastik sebagai bahan dasar peralatan medis lho. Contohnya seperti selang infus yang terbuat dari plastik jenis PVC (Polivinil klorida). Sangat mengagumkan bukan? Ternyata bahan sekecil dan seringan itu bisa membantu kebutuhan manusia dengan baik. Lewat sifatnya yang ringan dan mudah dimodifikasi (custom) sesuai dengan kebutuhan, tidak heran bila industri besar banyak yang mengadalkan bahan plastik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang. Jadi, tidak mesti dong kita harus membenci plastik karena menimbulkan berbagai masalah di muka bumi ini. Sudah begitu besar jasanya untuk kita di dunia ini. Sedikit tidaknya kita juga bisa mulai menyayangi plastik itu, sekaligus juga kita menyayangi alam sekitar seperti kita menyayangi diri sendiri, hehe.

Lalu gimana dong caranya menyayangi plastik? Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Yang paling gampang untuk dilakukan adalah menyadarkan diri sendiri untuk lebih bijak menggunakan plastik. Dimulai dari diri sendiri dahulu, baru kemudian mulai mengimbaskan kepada keluarga, orang terdekat, dan orang lain, kemudian mereka akan mengimbaskan lagi ke orang lain, dan orang lain tersebut mengimbaskan lagi ke orang-orang lainnya lalu siklus tersebut akan berjalan terus-menerus sehingga kedepannya pasti akan berdampak positif dan sedikit demi sedikit masyarakat akan memperbaiki mindset nya terhadap penggunaan plastik. Kalau kita harus lepas 100% dari plastik, emang sesuatu yang sangat sulit. Tapi, mulailah dari hal yang kecil untuk hasil yang besar.

Jika sudah bisa bijak menggunakan plastik dan sadar untuk melakukan pengelolaan sampah sederhana sendiri, maka kita tidak perlu takut dengan plastik. Lalu bagaimana jika plastik tersebut sudah menjadi limbah? Apakah masih bisa diolah? Plastik itu sendiri dapat didaur ulang agar bisa digunakan kembali. Sekarang yang perlu kita tingkatkan dan lakukan adalah dengan memilah sampah dari rumah agar memudahkan proses daur ulang. Secara singkat, sampah plastik dapat diatasi dengan metode 3R, yakni: Recycling (daur ulang), Reuse (dipakai kembali), dan Remanufacture (produksi ulang menjadi seperti baru). Kalau kita hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan permasalahan ini.

undefined

Sumber Gambar

Pemerintah sendiri sebenarnya sudah mengalakkan banyak program untuk menangani masalah sampah di Indonesia seperti membuat dan mengesahkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah, membuat larangan penggunaan plastik agar jumlah penggunaan plastik berkurang, serta menggalakan program Bank Sampah, yaitu sebuah metode pengumpulan sampah berbasis partisipasi masyarakat. Melalui Bank Sampah, masyarakat didorong untuk memilah sampahnya sendiri, kemudian ditimbang di Bank Sampah untuk mendapatkan insentif. Ternyata, menurut data Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia tahun 2018, sampah jenis plastik punya harga jual yang relatif lebih tinggi dibandingkan sampah jenis lain lho! Ini akan sangat membuka peluang untuk generasi muda menuangkan kreativitasnya dan mendapatkan penghasilan sendiri. Wah, sangat berkesan kan?

 undefined

Sumber Gambar

Sampah plastik juga dapat dijadikan sebagai bahan bakar lho! Salah satu langkah yang dapat dilakukan berkenaan dengan itu adalah konversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak setara bensin dan solar. Proses ini dapat dilakukan karena pada dasarnya plastik adalah polimer atau rantai panjang atom yang saling mengikat satu sama lain. Karena pada dasarnya plastik berasal dari minyak bumi, maka proses ini dapat dikatakan hanya mengembalikannya ke dalam bentuk asal mulanya. Selain bahan bakar, pemanfaatan sampah plastik juga dilakukan dengan penerapan aspal plastik yang sudah dilakukan oleh pemerintah serta asosiasi dan sektor swasta. Aspal merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan bangsa berkaitan dengan infrastruktur penghubung yaitu jalan. Menurut riset Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penambahan unsur plastik dalam campuran aspal dapat meningkatkan daya tahan aspal tersebut, sehingga lebih tahan lama dan lebih tidak rentan terhadap retak. Sangat menakjubkan!

undefined

 Sumber Gambar

Kementerian PUPR juga mempunyai inovasi yang paling doable, yaitu mengolah limbah sampah plastik menjadi pupuk kompos. Mengubah sampah jadi kompos mungkin bukan hal baru, tapi program ini terus menerus dikampanyekan karena dampaknya dalam mengurangi jumlah sampah bisa dibilang cukup signifikan. Jika sampah rumah tangga diolah tentu bisa mengurangi jumlah sampah di TPA. Selain itu, ada efek domino lain yang didapat dari pengolahan sampah menjadi kompos, diantaranya: sampah jadi lebih bernilai, hidup go green dengan menanam tamanan dengan adanya kompos/media tanam dari sampah rumah tangga. Ternyata sampah juga bisa membantu alam ya? Tidak hanya membantu manusia saja.

undefined

Sumber Gambar : Ngasih.com

     Jadi, bagaimana menurut kalian? Apakah masih akan membenci sampah plastik? Atau sudah mulai menyadari jika sampah plastik tersebut juga perlu disayangi? Disayangi disini bukan berarti harus disayangi layaknya orang tercinta, tetapi lebih kepada bagaimana kita bijak dalam mengkondisikan sampah plastik. Ketika plastik itu sudah tidak digunakan lagi, tidak seketika itu juga harus dibuang melainkan harus mulai dipikirkan dua kali untuk menjadikan sampah plastik tersebut menjadi barang yang lebih bermanfaat. Namun kita juga tidak bisa menutup mata atas permasalahan sampah plastik yang terjadi sekarang.

undefined

Sumber Gambar : Jeffryrynaldy.blogspot.com

     Untuk itu, diperlukan peran dan usaha dari pemerintah, swasta serta komitmen masyarakat sebagai konsumen untuk mengelola plastik bekas pakai sehingga kehadirannya dalam hidup kita tidak lantas sia-sia menjadi sampah. Semoga tulisan ini dapat membantu membuka mata dan pikiran kita agar menjadi lebih bijak dalam menangani masalah sampah plastik. Dan sekali lagi, tulisan ini merupakan pendapat saya mengenai sampah plastik dan mengutip sedikit fakta dari beberapa artikel, maka dari itu saya mohon maaf jika ada yang kurang berkenan mengenai tulisan ini. Ayo kita jaga bumi ini. Mulai dari diri sendiri, imbaskan ke orang lain dan mulai dari hal yang kecil, untuk hasil yang besar. Terimakasih.

 

 

 

Artikel lain dari penulis

Referensi:

 

https://tirto.id/indonesia-penghasil-sampah-plastik-nomor-dua-di-dunia-deyY. diakses pada 6 April 2019

https://www.dw.com/cda/id/indonesia-sudah-darurat-sampah-plastik/av-47230224. diakses pada 6 April 2019

https://news.detik.com/berita/d-4349384/wn-inggris-ungkap-cerita-di-balik-foto-viral-sampah-penuhi-pantai-di-bali. diakses pada 10 April 2019

https://opini.id/hotpick/read-10060/ diakses pada 10 April 2019

http://olahsampah.com/index.php/manajemen-sampah/62-sampah-plastik-pengganti-bahan-bakar. diakses pada 10 April 2019

https://www.kompasiana.com/rarasenja/5a26b828677ffb15c723ffe2/ubah-sampah-jadi-kompos-inovasi-paling-doable-dari-pupr. diakses pada 10 April 2019