Relawan. Begitulah sebutan bagi seseorang yang telah mengabdikan dirinya dalam suatu wadah untuk sebuah pengabdian. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, relawan merupakan bentuk tidak baku dari sukarelawan memiliki arti orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela atau tidak dipaksaan. Tak hanya berbekal rasa iba, tetapi berbekal ilmu untuk dibagikan kepada adik-adik jauh di desa yang lumayan sulit untuk dijangkau. Adik-adik disini yang dimaksud adalah adik-adik yang dididik langsung oleh kakak-kakak relawan. Salah satu wadah yang dapat menyalurkan ilmu untuk dibagikan kepada adik-adik yang membutuhan bantuan itu ialah Gerakan Relawan Udayana Mengajar.
Gerakan Relawan Udayana Mengajar adalah suatu gerakan sosial yang bertujuan mewadahi semangat kontribusi serta kreativitas mahasiswa dan mahasiswi Universitas Udayana untuk mengabdikan diri di desa pelosok dalam membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Gerakan ini dipelopori oleh Kementerian Pemberdayaan Desa BEM PM Universitas Udayana yaitu terdapat dalam Program Desa Dampingan untuk mengamalkan nilai-nilai luhur pengabdian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Relawan Udayana Mengajar yang berada di bawah naungan Badan Ekseutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa ini sudah berdiri sejak tahun 2014. Desa yang pertama kali dijadikan tempat Pengabdian yaitu Desa Taro Kabupaten Gianyar, 2 Tahun kemudian di lanjutkan di Desa Subaya Kintamani Bangli, dan pada tahun ketiga mengabdi di Desa Pempatan Karangasem selanjutnya yaitu di Desa Terunyan Puseh Kintamani Bangli dan tahun ini kembali mengabdi di Desa Pempatan Karangasem.
Udayana Mengajar memiliki program secara berkelanjutan yaitu melaksanakan kegiatan mengajar serta mengabdi ke desa setiap hari sabtu dan minggu. Pada hari sabtu terdapat kegiatan Go Akademis yaitu peningkatan kemampuan adik-adik di bidang akademik, selanjutnya dilaksanakan Home Visit dan Home Visit Khusus. Home Visit yaitu mengunjungi rumah adik-adik sehingga relawan akan mengetahui bagaimana kehidupan mereka sehari-hari, kemudian home visit khusus yaitu mengunjungi rumah adik-adik yang putus sekolah. Selain melaksanakan gerakan ini, Kementrian Pemberdayaan Desa ini juga melasanana Udayana Charity Night, dimana kegiatan ini untuk mengumpulan donasi atau acara amal yang nantinya uang yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah adik-adik di desa seperti membeli buku, tas dan membantu adik-adik untuk melanjutan pendidian ke jenjang selanjutnya. Tak hanya itu, Udayana Mengajar ini setiap tahunnya mengumpulkan buku-buku donasi dan membuat perpustakaan kecil yang terletak di luar seolah agar nantinya adik-adik dengan leluasa meminjam untuk dibaca.
Tahun 2017 saya mengikuti Udayana Mengajar kloter ke-3 yang dilaksanakan tiga bulan terakhir tahun 2017, saat itu gerakan ini mengabdi di Desa Pempatan tepatnya di SD 5 Pempatan. Namun, dikarenakan Gunung Agung dalam keadaan siaga, kami kemudian mengajar ke posko-posko pengungsian. Pengabdian pertama di posko berjalan dengan lancar, adik-adik sangat antusias mengikuti kegiatan yang kami berikan seperti membaca dongeng, belajar berhitung dan juga bernyanyi bersama. Hingga pada pengabdian selanjutnya, kami diijinkan untuk bertemu langsung dengan adik-adik desa Pempatan. Kemudian Pengabdian dilanjutkan di Terunyan Puseh tepatnya di SDN 2 Terunyan. Setiap Sabtu pagi kami berangkat, tiba disana kami langsung membagi diri untuk mengajar adik-adik dengan diselingi permainan. Jujur saja menjadi guru atau pengajar bukanlah suatu hal yang mudah dan bukan hal yang menyulitan juga. Dengan sabar saya mengajarlan adik-adik membaca, menulis, berhitung dan lainnya. Ada suatu hal yang terkadang membuat diri saya sedikit prihatin yakni kondisi pakaian adik-adik yang robek, sepatu yang sudah tidak layak pakai merupakan pemandangan yang sangat biasa. Saya selalu terharu ketika dihadapkan dengan pemandangan seperti itu, namun saya yakin hal tersebut tak akan membuat semangat belajar mereka memudar. Ketika jam pembelajaran telah usai, kami kemudian mengantar adik-adik menuju rumah masing-masing. Ini merupakan tantangan yang luar biasa bagi saya dan teman saya ketika mengantar mereka. Mengapa? Jalur yang kami lewati terkadang cukup menegangkan. Jalanan yang tak beraspal, menanjak dan turunan yang tajam membuat kami harus lebih hati-hati. Tapi ini tidak membuat kami menyerah, mengantar calon-calon pemilik masa depan yang cerah merupakan hal yang luar biasa.
Tergabung dalam Udayana Mengajar atau UDM ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Meskipun saya hanya aktif mengabdi kurang lebih selama setahun. Bisa membagi apa yang saya miliki untuk adik-adik di desa merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai, membuat mereka mengerti dan mengetahui banyak hal itu hal yang luar biasa. Suatu pencapaian diri bahwa saya telah menjadi insan yang berani untuk berbagi dan ini merupakan suatu langkah kecil untuk mereka menggapai mimpinya. Tak hanya mereka yang mendapatkan suatu kebahagiaaan dari saya, namun saya juga mendapatkannya. Disini saya menjadi lebih paham akan arti sebuah kesederhanaan, rasa saling menghargai, bersyukur atas apa yang saya miliki dan tentunya masih banyak lagi pembelajaran yang saya peroleh dari adik-adik di desa. Terlepas dari itu semua, dan beralih ke hal lainnya, ketika saya menjelajah ke dalam, ke tempat yang benar-benar tak terduga, saya melihat begitu indah dan tentramnya kehidupan mereka. Pemandangan yang disuguhkan setiap berkunjung merupakan salah satu hal terbaik dalam melepas penat akan tugas perkuliahan yang benar-benar melelahkan. Bersantai sejenak, memanjakan mata dan kagum akan keindahan alam ciptaan Tuhan yang jarang sekali saya temukan di kota. Suasana yang benar-benar menenangkan ketika saya berada disana. Begitulah sepenggal cerita ketika saya bergabung dalam UDM. Kerap UDM diakronimkan sebagai Udayana Melali, karena setelah mengajar, saya bersama relawan yang lain selalu mengunjungi adik-adik di rumah dan tentunya kami melewati banyak sekali pemandangan-pemandangan yang tentunya mengagumkan. Tak jarang, ketika kami ikut dalam aktivitas adik-adik di desa seperti membantu ibu di kebun kami selalu diberi buah tangan.
Pengalaman mengajar bersama Relawan UDM tidak hanya itu, banyak sekali kegiatan yang telah dilakukan. Ini merupakan satu langkah kecil dalam memajukan pendidikan yang ada di Indonesia khususnya di Bali. Pendidikan yang baik tentunya akan memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi kemajuan di segala aspek dan tentunya pendidikan harus didapatkan oleh setiap anak bangsa tanpa melihat latar belakang anak. Seperti semboyan UDM "Relawan Udayana Mengajar, mengabdi untuk anak bangsa".
Komentar