Keunikan Proses Pengawetan Ikan Secara Tradisional di Kusamba Klungkung
Mungkin ketika kita mendengar kata Kabupaten Klungkung, dipikiran kita pasti terlintas serombotan. Namun selain serombotan, di Klungkung juga ada pindang dan proses pembuatannya secara tradisional yang dinamakan pemindangan. Desa Kusamba memiliki potensi di bidang kelautan dan perikanan yang cukup tinggi, karena di desa ini terkenal akan usaha pemindangan ikan.
Pantai Kusamba merupakan sebuah pantai yang terletak di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Kurang lebih 7 km ke arah timur Kota Semarapura, Klungkung. Masyarakat di sekitar Pantai Kusamba ini rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani garam. Artinya aktifitas warga di sekitar pantai Kusamba ini didominasi oleh petani garam juga nelayan yang mengawetkan ikan dengan proses pemindangan.
Setiap hari, para nelayan di Desa Kusamba mampu menangkap ikan dalam jumlah yang terbilang cukup banyak, namun karena hasil tangkapan ikan yang lumayan banyak tersebut maka tidak dapat terjual semuanya pada hari yang sama saat ditangkap, maka ikan-ikan hasil tangkapan ini harus diawetkan dulu melalui serangkaian tahap. Ada beberapa cara untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan antara lain teknik pengolahan ikan dapat dilakukan dengan cara salah satunya pemindangan (perebusan/pengukusan).
“Pindang itu apasih?“
Pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan (pemasakan) dan penggaraman. Produk yang dihasilkan merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Pindang ini bisa diolah menjadi beberapa makanan yang tidak bisa dilewatkan seperti pesan pindang, pindang sambal tomat, dan kuah hasil dari perebusan pindang juga sering digunakan untuk membuat rujak kuah pindang yang tidak kalah nikmatnya dengan hidangan rujak yang lain, dan olahan – olahan lainnya.
“Apasih yang dimaksud dengan proses pemindangan ikan? “
Pemindangan Ikan merupakan teknik pengolahan ikan dengan cara merebus atau dengan memanaskan ikan dalam suasana bergaram dalam waktu tertentu di dalam suatu wadah. Wadah ini digunakan sebagai tempat ikan selama perebusan atau pemanasan dan sekaligus digunakan sebagai kemasan selama transportasi dan pemasaran.
“Bagaimanakah proses pemindangan ikan? “
- Penyiangan dan Pencucian
Ikan yang akan digunakan sebaiknya dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan jenis, ukuran dan tingkat kesegarannya. Kemudian ikan disiangi dengan cara membuang sisik, sirip, insang, isi perut dan kotoran lain.
Sebagian petani ikan atau nelayan sengaja tidak membuang isi perut ikan, karena hal ini dapat menyebabkan hancurnya daging ikan dan menurunnya harga jual ikan pindang. Namun, tenyata ikan pindang yang telah dibuang isi perutnya tidak mengalami kerusakan atau pecah-pecah seperti yang dikhawatirkan. Ikan berukuran besar disiangi sisip, sirip. Insang dan isi perutnya serta dibelah tubuhnya untuk memudahkan penetrasi garam dan bumbu yang digunakan. Ikan berukuran sedang cukup disiangi tanpa dibelah, sedangkan ikan berukuran kecil tidak perlu disiangi, cukup dicuci.
- Penyusunan Ikan
Setelah ikan disiangi dan dicuci sampai bersih, ikan segera disusun secara teratur dalam periuk. Usahakan agar ikan yang disusun dalam satu wadah mempunyai ukuran yang sama, agar diperoleh ikan pindang dengan mutu dab rasa yang seragam pula, sebab proses perebusan ikan pindang berukuran besar membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga pada saat ikan berukuran besar belum masak ikan kecil biasanya telah hancur. Dengan demikian konsumen akan merasa tertipu sehingga tidak mau membeli lagi.
- Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk membuat ikan pindang adalah periuk yang terbuat dari tanah liat atau alumunium.
- Penggaraman Ikan
Garam yang digunakan dalam proses pemindangan berfungsi untuk memberikan rasa gurih pada ikan, menurunkan kadar cairan di dalam tubuh ikan dan mencegah atau menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk maupun organisme lain.
- Perebusan Ikan
Setelah proses penyusunan dan penggaraman ikan selesai dilakukan, wadah segera ditutup dengan alat penutup yang dilengkapi dengan pemberat. Alat penutup dapat dibuat dari bahan apa saja asalkan dapat berfungsi sebagai alat untuk mencegah pencemaran yang disebabkan oleh lalat atau mikroorganisme lain.Proses perebusan yang berlangsung hingga ikan masak menggunakan kayu bakar atau minyak tanah sebagai sumber panas.
Lama perebusan tidak dapat ditentukan secara pasti. Bila terlalu cepat, hasil pemindangan kurang sempurna, tetapi bila terlalu lama sering mengakibatkan tubuh ikan menjadi kering, hangus atau periuk menjadi pecah. Selam proses perebusan berlangsung, cairan di dalam wadah akan terus bertambah karena terjadi pengeluaran cairan dari dalam tubuh ikan. Jika wadah tidak mampu menampung cairan yang ada, harus dilakukan pembuangan sebagian cairan dengan jalam membuka sumbat lubang yang terdapat di dinding periuk bagian bawah. Cairan ini sebaiknya ditampung, karena masih dapat diolah menjadi kecap ikan atau petis.
- Penyimpanan
Penimpanan produk hasil pemindangan harus mendapat perhatian pula, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan selama ikan pindang dalam penyimpanan. Wadah ikan hasil pemindangnya harus ditutup sebaik mungkin agar tidak terkena debu. Untuk mendapatkan daya awet yang tinggi, sebaiknya ikan pindang diletakkandi dalam ruangan yang kering dan bertemperatur lingkungna yang cukup rendah. Ikan hasil pemindangan tidak boleh diletakkan di dalam ruangan yang lembab atau basah, karena hal ini dapat meningkatkan aktivitas bakteri ataupun mikroorganisme lain dan dengan demikian menurunkan kualitas ikan pindang.
Pada hakekatnya teknik pemindangan merupakan rangkaian proses pengawetan dan penggaraman yang diikuti dengan proses perebusan atau pengukusan. Dari hasil tekhnik pemindangan ini akan tersisa limbah cair berupa sisa air rebusannya dan bau busuk yang sangat menyengat. Limbah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang senantiasa muncul sebagai resiko dari pembuangan hasil produksi pengolahan.
“Lalu, apa masalah dari proses pemindangan ikan ini ? mengapa penulis mengangkat hal ini? “
Limbah air rebusan ikan adalah kotoran yang ditimbulkan dari produksi pengolahan perikanan dan kelautan baik industri (pabrik) maupun domestik (di rumah rumah penduduk). Jika air limbah dibuang langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu akan berpotensi mencemari sungai. Penanganan air limbah pemindangan ikan sangat diperlukan untuk pencegahan pencemaran lingkungan.
“ Bagaimana cara mengatasi limbah pemindangan ikan tersebut? “
Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup, sesungguhnya sudah ada beragam cara untuk mengatasi masalah lingkungan hidup yaitu secara hukum, pendekatan sains dan teknologi ataupun kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga kestabilan lingkungan. Walaupun sudah ada hukum yang mengatur tentang lingkungan hidup akan tetapi hukum pada kenyataannya belum atau bahkan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu diperlukan cara pandang tentang teknologi ramah lingkungan yaitu kesadaran pemeliharaan lingkungan. Keberadaan teknologi dipengaruhi oleh kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas lingkungan di sekitar kita.
“ Apasih yang menarik dari artikel ini? Sehingga penulis mengangkat hal tersebut? “
Pertama adalah dimana cita rasa pindang itu berbeda dari menu lainnya, sehingga penulis pun menyukainya hingga menjadi salah satu makanan favoritnya. Yang kedua, penulis juga penasaran dengan bagaimana proses pemindangan sehingga membuat penulis tertarik mengangkat hal tersebut. Setelah ia membaca dari beberapa referensi, ternyata proses pembuatannya sangat menarik dan membuat penulis yakin untuk mengangkat hal ini.
Setelah membaca artikel di atas, apakah kalian berminat untuk datang melihat secara langsung bagaimana proses pemindangan ikan? Atau kalian tertarik untuk mencicipi hidangan olahan pindang terutama rujak kuah pindang? Nah apalagi yang kalian tunggu? Ayo berkunjung ke Kota Klungkung.
Sumber Referensi :
ari sudono 11 Juli 2014 pukul 3:57 pm, PEMINDANGAN IKAN diunduh dari https://seputarperikanan.wordpress.com/2012/05/10/pemindangan-ikan/ (diakses tanggal 17 Maret 2017)
Komentar