Bali adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia, luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau yang sering dijuluki Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura ini memiliki Ibu Kota bernama Denpasar. Hari jadi Pulau Bali yakni tanggal 14 Agustus 1959, terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Lombok yang terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu selain itu juga Bali terkenal dengan tradisi, budaya, musik tradisional, banyak ukiran, lukisan, kerajinan tangan, hingga kearifan lokal dari penduduk Bali itu sendiri.

Kabupaten yang ada di Bali memiliki daya tarik bagi para wisatawan yang hendak berkunjung mulai dari Kabupaten Gianyar dengan perpaduan alam dengan penampilan seni dan budaya yang bisa dinikmati sekaligus seperti Desa Wisata Ubud, Kabupaten Tabanan yang menyuguhkan panorama danau serta kesejukan udara seperti kawasan Bedugul, Kabupaten Klungkung yang memiliki spot wisata eksotis yang cukup beragam serta indahnya pemandangan bawah laut yang cocok dijadikan tempat menyelam seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, Kabupaten Karangasem yang menawarkan berbagai wisata alam petualangan seperti rafting dan mendaki Gunung Agung yang merupakan puncak tertinggi di Bali, Kabupaten Buleleng selain memiliki wisata air terjun seperti Air Terjun Gitgit, Air Terjun Sekumpul dan masih banyak lagi dan adapula salah satu wisata unggulan yakni Pantai Lovina di mana wisatawan dapat menyaksikan lumba – lumba yang muncul di lautan pada pagi hari, Kabupaten Bangli memiliki tempat pemandian air panas secara alami yang bisa memanjakan badan dan mata seperti Air Panas Toya Bungkah, Kabupaten Jembrana yang memiliki tempat wisata menarik yang tidak berpenghuni yaitu Pulau Menjangan yang merupakan bagian dari wilayah Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Badung yang terkenal akan wisata pantai, tempat peristirahatan, spa yang ada di wilayah Kuta, Seminyak, Jimbaran, dan  Nusa Dua, hingga yang terakhir adalah Kotamadya Denpasar yang dijadikan tempat wisata sejarah karena terdapat Monumen dan Museum Bajra Sandi, Museum Bali dan Monumen Puputan Badung.

Pesatnya pertumbuhan pariwisata yang ada di Bali tentu saja memiliki dampak dan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di pulau ini. Di lansir dari NusaBali.com, beberapa tahun lalu performa gambaran ekonomi Bali mengalami penurunan. Gubernur Bali, I Wayan Koster juga tengah menyiapkan sejumlah upaya untuk memperkuat perekonomian Bali hingga pembangunan di segala bidang. Mengetahui hal tersebut, banyak pihak yang bermunculan untuk membuat program yang diharapkan mampu mambantu Pemerintah Bali untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti Program Berani Menjadi Wirausaha (BMW).

Program Berani Menjadi Wirausaha (BMW) yang dirintis LPD Desa Adat Kuta, Badung sejak tahun 2017 lalu yang merupakan program lanjutan dari program wirausaha yang digagas oleh Desa Adat Kuta melalui LPD Desa Adat Kuta. Program BMW ini sudah mulai terealisasikan pada tahun 2017. Ketua LPD Desa Adat Kuta yakni I Wayan Gede Budha Artha, Se., MM, mengatakan, diluncurkan dana sebesar Rp. 385.000.000,00 untuk 24 pengusaha. Teknisnya disosialisasikan ke-13 banjar – banjar yang ada di Desa Adat Kuta yakni Banjar Pelasa, Banjar Temacun, Banjar Buni, Banjar  Tegal, Banjar Pengabetan, Banjar Pering, Banjar Pemamoran, Banjar Pande Mas, Banjar Anyar, Banjar Segara, Banjar Mertajati, Banjar Jaba Jero, dan Banjar Tebasari. Hingga tercatat mendapatkan 60 pendaftar yang kemudian diseleksi sesuai dengan ketentuan program dan anggaran yang telah diberikan, lalu sisanya akan dilanjutkan pada tahap kedua dan selanjutnya.

Terkait dengan perkembangan LPD desa Adat Kuta, dimana kondisi ekonomi yang semakin melambat. Dimana pada bulan Oktober tahun 2017, aset yang dimiliki LPD Desa Adat Kuta mencapai Rp. 480.000.000.000,00 sedangkan dari sisi keuntungan yang diperoleh mencapai Rp. 5.500.000.000,00. Konsepnya dimana dengan kondisi ekonomi yang melambat seperti demikian, kita mampu bertahan terkait dengan modal pinjaman dan pembinaan untuk menjadi wirausaha ini. Program ini bergerak pada kredit produktif dan menganggarkan dana sosial dari 5% keuntungan yang dimiliki LPD Desa Adat Kuta setiap tahunnya untuk pemberian modal pinjaman serta pembinaan atau pelatihan kepada pelaku usaha khususnya masyarakat di Desa Adat Kuta, dan dalam jangka waktu pemgembalian modal yakni satu tahun. Pembayaran dapat dilakukan setiap bulan tanpa bunga, namun akan hanya dikenakan biaya administrasi sebesar 5% dari besar pinjaman.

Tujuan utama digagasnya Program BMW ini, yakni untuk dapat dijadikan wadah yang dapat memperkuat pengusaha – pengusaha lainnya, kemudian yang kedua untuk menyebarkan dan juga  pertukaran  informasi – informasi pengetahuan tentang perusahaan melalui diskusi online (group) di media sosial seperti whatsapp dan line sehingga terjalin komunikasi yang sangat penting dimana hal ini tentu dapat memicu semangat serta memotivasi anggota - anggota yang ada di dalamnya, dikarenakan keberhasilan. Ketiga, untuk menyiapkan produk lain (alternative) sebagai inovasi baru dari LPD Desa Adat Kuta yang memiliki konsep serta bentuk seperti kredit yang diberi nama  “Produk Kredit Bagi Hasil”. Produk Kredit Bagi Hasil ini adalah kredit tetapi tabungan yang ada merupakan hasil usaha dari masyarakat Desa Adat Kuta.

Saat dilaksanakannya sosialisasi mengenai adanya Program BMW ini tentu disambut sangat antusias oleh masyarakat Desa Adat Kuta dan besar harapan agar masyarakat berani untuk berwirausaha. Hal ini dilakukan untuk mengajak masyarakat Desa Adat Kuta agar mampu membuka peluang usaha, mengembangkan usahanya, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan juga menciptakan kewirausahaan baru berbasis komunitas adat. Dimana LPD Desa Adat Kuta menjadi pendorong masyarakat untuk berwirausaha dan juga membantu masyarakat yang tidak bisa mengembangkan usahanya dikarenakan masalah pemodalan.  Penerima bantuan pemodalan dari Program BMW ini adalah calon – calon BMW selanjutnya dan juga calon – calon dari Kredit Bagi Hasil tersebut. Desa Adat Kuta melalui LPD Desa Adat Kuta menginginkan agar masyarakat Desa Adat Kuta menjadi pemain utama di tanah kelahirannya sendiri. Demi mewujudkan visi dari LPD Desa Adat Kuta yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Adat Kuta.

Tahap pertama Program BMW ini hanya sampai ditahun 2018 lalu, dan hingga kini belum ada tahap kedua serta tahan – tahap selanjutnya, padahal jika dilihat dari tahun – tahun sebelumnya cukup banyak masyarakat di Desa Adat Kuta yang tertarik menjadi anggota dari Kredit Bagi Hasil tersebut. Karena adanya pergantian kepengurusan yang baru sehingga belum dapat dipastikan bagaimana perkembangan dari Program BMW selanjutnya. Saya sebagai generasi muda Kuta berpandangan bahwa pengelolaan LPD Desa Adat Kuta mengacu kepada pengelolaan ekonomi masyarakatnya, terlebih lagi Kuta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dijadikan sebagai daerah tujuan pariwisata, baik bagi para wisatawan lokal namun juga wisatawan mancanegara. Pariwisata di Bali mengembangkan pariwisata berbasis budaya serta pariwisata kreatif, begitu pula dengan konsep pengembangan pariwiata yang ada di daerah Kuta. Sehingga dapat berdampak positif untuk pengembangan usaha ekonomi kreatif yang dapat menunjang pariwisata di Desa Adat Kuta. Program BMW ini juga cukup banyak menarik minat para yowana (pemuda – pemudi) untuk turut serta menjadi pelaku usaha dengan mengandalkan ide kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh sumber daya manusia sehingga mampu menciptakan atau memproduksi souvenir yang unik serta memiliki ciri khas.