Anak muda yang katanya harapan masa depan bangsa. Anak muda yang katanya nanti mampu memajukan nama bangsa. Anak muda yang katanya dapat mengubah nasib bangsa menjadi lebih baik. Apakah semua itu benar? Tentu saja “TIDAK”, semua pernyataan diatas itu SALAH, “JIKA” anak muda zaman sekarang masih tidak bisa menjaga toleransi, masih tidak mengerti perbedaan pendapat, masih tidak paham tentang keberagaman, masih sulit diajarkan tentang banyaknya sudut pandang, masih merasa paling hebat, masih suka saling hujat, masih suka membully, masih manja, masih Cengeng. Oleh karenanya masih banyak Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan oleh anak muda saat ini sebelum mendapatkan gelar “Anak Muda Harapan Bangsa”.

Bukannya tidak percaya tentang kekuatan kaum muda dalam merevolusi sesuatu namun perlu diingat, kaum muda masih memiliki rasa egois dan terkadang naif. Mungkin karena terlalu lama duduk diam menatap papan tulis di sekolah, dunia yang sesungguhnya menjadi samar. Padahal saat menjalani kehidupan di sekolah si muda sudah diajarkan untuk sama antara satu dengan yang lain, mulai dari ujung rambut hingga jari kaki, tapi masih saja kurang kompak. Terlebih lagi si muda ini masih payah dalam menguasai lebih dari 7 mata pelajaran yang bahkan si pengujipun belum tentu bisa. Yahhh begitulah kaum muda terkadang sulit diajari karena susahnya mencari teladan untuk digugu dan ditiru. Masih suka keributan, jika ada yang berbeda pendapatnya tinggal Sikatt, Libass, dan Caci Maki, entah dari mana pemuda ini mempelajari semua itu. Pemuda sering kali membandel untuk urusan fashion ke sekolah, terkadang tidak sesuai aturan, padahal sudah terjadwal dari senin sampai sabtu, untuk hari kamis dan minggu mungkin waktunya untuk bernafas.

Bagaimana mungkin si pemuda diberi gelar istimewa sebagai generasi penerus bangsa jika PR saja masih tidak dikerjakan, malahan pergi keluyuran bersama kawan – kawannya. Padahal tenaga pendidik ingin anak muda ini menjadi lebih rajin kedepannya. Masalahnya si muda tidak tahu menau tujuan para ahli membuatkan mereka pr untuk lebih ulet dan giat nanti memimpin bangsa dan negara, karena pemuda belum bisa melihat sejauh itu, jika bisa mereka mungkin saja akan berkata “coba lihat yang sekarang, Giatkah? Rajinkah? Selesaikah PRnya?”. Jika berbicara masalah keuangan, kaum muda nomor satu. Terutama mereka yang malas. Anak – anak muda cenderung mau bekerja jika sudah atau akan dikasi upah, memang itu semua merupakan bagian dari Hak. Namun jika Haknya terlalu besar, tidak sebanding dengan kewajibannya maka sudah salah sistem mengajarnya. Itu akan membuat kaum muda menjadi manja dan bisa bisa cengeng jika tidak mendapat apa yang mereka mau.

Mungkin hanya demikian yang perlu anak muda ketahui jika ingin menjadi generasi penerus bangsa. Banyak sekali tugas – tugas dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kaum muda. Mungkin ada baiknya jika yang muda bertanya kepada yang lebih tua agar bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana caranya membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih baik. Kalau perlu tolong buatkan Rapat atau diskusi yang besar yang berisi kaum tua dan muda, mungkin semua perlu berpendapat, duduk bersama dan saling tukar pikiran, agar anak muda tau tentang perbedaan pendapat dan sudut pandang untuk pembenahan dirinya. Entah siapa yang perlu berbenah diri, apakah kita atau mereka?

 

sumber:

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.eurekapendidikan.com%2F2017%2F05%2Fgagasan-rubayan-rumah-budaya-nusantara.html&psig=AOvVaw3T_zBub5HoZv8XJldJj9y9&ust=1586099900809000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCPDVyOSIz-gCFQAAAAAdAAAAABAL