COVID-19 atau yang biasa kita ketahui dengan Virus Corona adalah virus yang baru baru ini mewabah dan memiliki potensi mematikan yang sangat tinggi. Memiliki gejala hampir sama dengan penyakit umum lainnya seperti batuk ataupun pilek membuat virus ini sulit untuk di identifikasi. Pemerintah kitapun sudah melakukan pemberitahuan agar kita melakukan social distancing, banyak sekolah yang diliburkan, banyak pekerja yang diharuskan bekerja dari rumah, senang atau sedih? Inilah dilema yang kita rasakan saat ini.

Uhuk uhuk…duhh kenapa abis baca berita gini tiba-tiba sakit gini ya?

Waduh kok tiba-tiba nafas pendek?

Waduh jangan-jangan…..

Siapa nih Kulkuler yang setelah membaca berita mengenai COVID-19 tiba-tiba ngerasa seperti yang dirasakan di atas? Ditambah pemikiran kita sebagai masyarakat Bali yang sulit terhindar dari kontak dengan wisatawan asing dan masyarakat sekitar, khususnya daerah yang potensi wisatanya tinggi yaitu kawasan Badung, Mulai parnoan nih hahaha… Tenang, itu wajar kok, jangan sampai dengan hal ini kita malah tidak mau peduli dengan Badung ke depannya ya. Kira kira ada yang tau penyebabnya? Bukan cocoklogy ya, tapi hal ini sudah lumrah dikenal sebagai Psikomatik. Hal ini wajar mengingat sudah seharusnya kita khawatir mengenai penyebaran COVID-19  ini. Nah sebelumnya apa sih Psikomatik itu?

Dikutip dari beritatagar.id, Psikosomatik adalah kondisi ketika tubuh mengalami keluhan fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh pengaruh faktor mental pada diri seseorang, seperti takut, stres, depresi, atau cemas. Gejala-gejala fisik ini timbul akibat adanya peningkatan aktivitas impuls atau rangsangan saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh. Selain itu, pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam dalam pembuluh darah yang sering muncul saat kita gelisah.

Dikutip dari alodokter.com adapun beberapa tanda yang dapat menandakan keluhan yang tergolong psikosomatik:

  • Seberapa besar kekhawatiran yang muncul. Orang dengan psikosomatik, cenderung memiliki keluhan fisik dengan rasa khawatir berlebih atau bahkan kurang terhadap apa yang dikeluhkannya.
  • Waktu munculnya keluhan. Keluhan psikosomatis umumnya muncul pada saat di bawah tekanan, atau saat beban pikiran meningkat.
  • Pola munculnya keluhan fisik. Keluhan fisik yang dipicu oleh stres, umumnya menimbulkan pola keluhan serupa dan berulang.

Nah dengan demikian kita jadi tau nih bahwa kondisi mental juga sangat berpengaruh kedalam kesehatan fisik kita, untuk itu tetap atur kegiatan jangan sampai terlalu setres. Di keadaan kita saat ini banyak kegiatan positif yang bisa kitalakukan untuk mengurangi kecemasan akan virus ini dirumah seperti beryoga dan membaca buku.

Memang khawatir menganai mewabahnya COVID-19 ini adalah hal yang wajar ,tapi jangan sampai kelewatan ya!, tetap patuhi anjuran pemerintah untuk #Dirumahaja sebagai langkah awal dalam pencegahan penyebaran virus ini karena yang kita ketahui virus ini memiliki masa inkubasi yaitu 2-14 hari yang dimana seseorang tanpa gejalapun bisa saja berpotensi sebagai pembawa virus. Tetap waspada dan jangan sampai tak acuh dalam menjaga lingkungan ya, bila terjadi gejala yang dirasa sudah tidak biasa segera menghubungi pusat kesehatan dan ingat hindari kotak dengan orang sekitar ya!

 

Call Center COVID-19 di 1500096 (Khusus Area Badung)

Emergency Call di 112

 

Referensi :

https://www.alodokter.com/mengenali-gangguan-psikosomatik-dan-cara-mengobatinya

https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/kenali-gejala-dan-penanganan-psikosomatik

https://tirto.id/psikosomatik-sakit-pikiran-yang-bikin-sakit-fisik-cC4r